Aku sudah cukup umur untuk memilih akan mati di mana dan bagaimana, kan?. Tuhan, kuharap kali ini kau membiarkan aku mengambil kendali penuh atas hidup dan matiku. Kau yang paling mengenalku bukan?.
[Ruang Tengah]
Semua orang selalu memaksaku untuk menikah. Saat sedang duduk di teras, sedang makan ikan bakar di meja makan, sekalipun sedang bermain dengan ponakan aku selalu ditanya kapan nikah? , asal mereka lihat aku bernafas maka mereka akan menembak dadaku telak dengan pertanyaan paling bodoh tapi paling sering aku dengar itu. Aku selalu berani menjawab beberapa kalimat pertama, tapi untuk penjelasan berikutnya air mata akan jatuh lebih cepat dibanding kata-kata yang akan keluar dari mulutku. Aku berani menjawab tapi tidak pernah berhasil sampai pada kalimat penjelasan. Lidahku selalu kelu. Kepalaku kembali memutar film lama yang latarnya di ruang tengah. Adegan pertama yang selalu aku lihat adalah kakak yang melayangkan tinjunya ke lemari kaca, darah segar ada dimana-mana, seseorang memegang tanganku dan seorang yang lain memelukku, mama menangis histeris seperti menggila. Yang mereka tidak tahu, pertanyaan kapan nikah yang selalu meraka lontarkan justru menjadi santapan nikmat ...
Komentar
Posting Komentar