[Tidak Sama Rata]
Seperti anak kecil pada umumnya, dulu aku begitu polos. Aku selalu mengira semua orang di dunia mendapatkan hal yang sama. Ada televisi di rumahku dan di rumah temanku. Ada kamar mandi di rumahku dan di rumah temanku. Waktu itu aku melihat kulkas di rumah temanku tetapi tidak ada kulkas di rumahku. Aku pulang dan merengek karena setahuku semua rumah harus memiliki kulkas, meski harus munggu agak lama setidaknya kulkas akhirnya ada juga di rumahku. Sudah kubilang semua hal di dunia ini dibagi rata untuk semuanya. Semua orang mendapatkan hal yang sama.
Saat anak perempuan kecil berambut kriwil ini melihat kedua orang tuanya bertengkar, itu tidak menjadi hal yang menakutkan karena di matanya semua orang tua di dunia ini memang saling bertengkar. Orang tuaku beberapa kali beradu mulut saat malam hari, saling memaki dan berbicara dengan nada tinggi, mungkin di rumah temanku orang tuanya juga sedang malakukan hal yang sama, beradu mulut dan saling memaki dengan suara melengking. Aku tidak dapat memastikan sebab aku hanya bermain di rumah teman sampai sore hari saja. Yang aku yakini semua orang tua di dunia sama seperti orang tuaku. Begitupun saat aku tahu papa berselingkuh.
Papa temanku juga berselingkuh kan?
Dunia terus beputar dan beberapa hal telah berubah. Aku melihat papa temanku begitu menyayangi mama temanku. Aku melihat temanku mendapat peluk cium dari mama papanya. Tidak seperti saat merengek perkara kulkas yang tidak ada di rumahku, kali ini aku menyadari bahwa apa yang aku lihat tidak bisa aku dapatkan hanya dengan air mata. Aku menjadi dewasa dengan menyadari bahwa semua orang di dunia tidak selalu menpatkan hal yang sama.
Tidak semua orang sesial diriku. Tapi kenapa harus aku?
Komentar
Posting Komentar